Tampak depan Binatu An,
kotor dan bau :p
Bagian dalam Binatu An kini lebih luas dibanding dulu
Menu dari "Sari Petojo"
Ketika masuk, langsung merasa ada perubahan dengan bagian dalamnya yg lebih luas dibanding saat terakhir kali aku ke sana sekitar 2 tahun yg lalu. Ada perluasan di bagian belakang, ada tambahan meja kursi, wastafel, toliet sampe gudang. Setelah duduk, kita disodori menu. Di menu tertulis "Sari Petojo", baru tahu aku kalo nama tempat makan ini "Sari Petojo". Karena kita sudah tahu apa yg ingin kita pesan, jadi kita langsung memesan otak-otak tenggiri, 1 gelas es kelapa muda, 1 gelas es kopyor dan 1 mangkok bakso cumi kuah. Ngga lama menunggu, hidangan udah datang dimulai dengan otak-otak, minuman dan terakhir bakso cumi. Kita langsung buka daun pisang yg membungkus otak-otaknya, ternyata masih hangat. Enak bgt dimakan pake bumbu kacang yg sudah tersedia, ada rasa jeruk nipis di dalam bumbu kacangnya. Kamudian mencicipi bakso cumi yg sebelumnya belum pernah kumakan. Ada yg merekomendasikan bakso cuminya maka kucoba sekalian. Melihat tampilan dan mencium wangi kuah yg ditaburi bawang putih goreng udah membuatku ngiler. Baksonya kukunyah ternyata kenyal sekali seperti bakso sapi. Kalo dibandingkan dengan bakso ikan, aku lebih suka bakso ikan yg lebih lembut dan empuk :)kotor dan bau :p
Bagian dalam Binatu An kini lebih luas dibanding dulu
Menu dari "Sari Petojo"
Bakso Cumi kuah
Setelah menghabiskan otak-otak dan bakso cumi, kita pun mulai minum es kelapa dan gantian es kopyor. Es kopyornya enak bgt padahal es kopyor kayaknya di mana2 sama. Mungkin karena paduannya dengan otak-otak membuatnya terasa lebih enak :) Setelah menghabiskan minumannya, kita ke kasir. Angka2 yg tertera di bon membuat kita terbelalak... segelas es kopyornya harganya Rp.28.000! Setara segelas kopi Starbuck hehe... Kemudian kita pun keluar dan tiba2 menyadari bahwa kita ternyata adalah tamu terakhir hehe... Karena baru hari pertama long weekend maka kita masih ingin jalan2 dan akhirnya kita ke daerah pasar baru yg ternyata masih buka. Kita pun parkirkan mobil dan jalan kaki cuci mata saja. Menyenangkan sekali jalan2 santai di bawah kanopi di sepanjang deretan toko2 yg kebanyakan toko tekstil dan toko sepatu. Ada beberapa bangunan lama yg menarik perhatianku, aku pun jepret2...
Toko Kompak, toko tas
Setelah dari Pasar Baru, kita lanjut ke Museum Fatahillah. Ternyata di sana lagi ada festival kota tua maka ramai dan ada panggung di depan museum Fatahillah. Untunglah kita ngga kesulitan mencari parkir di dekat Cafe Batavia. Setelah jalan2 memutari museum Fatahillah yg sebenarnya indah... tapi sayang sekali sepertinya kurang terawat. Banyak sekali sampah di sana sini, ada yg seenaknya menaiki meriam yg merupakan benda bersejarah itu. Setelah berjalan2, kita merasa lapar dan haus lagi hehe maka kita mampir ke Cafe Batavia. Sudah sering sekali lewat tapi baru kali ini kita benar2 masuk ke dalam Cafe Batavia. Langsung terasa suasana yg hangat dan nyaman ketika masuk... dengan suasana "tempo dulu" yg kental. Banyak perabot model lama dan foto2 di dinding. Kita memilih duduk di lantai atas agar bisa melihat pemandangan di sekitar museum Fatahillah. Sepi... Ada cewek cantik sedang memainkan alat musik saxophone di panggung ketika kita hendak menaiki tangga ke lantai atas.
Setelah mendapat meja di dekat jendela, kita memesan makanan dan minuman berupa bubur, dimsum, kopi dan jus nanas. Minuman ngga lama kemudian udah dihidangkan. Yang lama banget itu makanannya! Tapi untunglah suasananya enak jadi ngga keberatan menunggu lama makanannya keluar :) Dan akhirnya ketika makanannya keluar, ternyata benar2 ngga mengecewakan karena benar2 enak! Makanan dan minuman semuanya enak! Sayang sekali karena batere kameraku dah habis maka ngga bisa jepret2 makanan dan minumannya... Kuberi nilai 5 dari 5 dari segi suasana, pelayanan dan hidangannya!