Kamis, 31 Desember 2009

Liburan Natal di Singapore (Part 2)

Day 2: Museum & Clarke Quay

Bangun pagi pertama di Singapore, langsung kubuka jendela apartemen dan melihat pemandangan Singapore yang padat bangunan pencakar langit. Selain itu ternyata ada banyak juga rumah tinggal bertingkat rendah di samping bangunan bertingkat tinggi. Hari ini kita akan diajak Richard dan Joann ke Museum dan kami janjian bertemu di depan Funan Mall karena kami mau ke St. Andrew's Cathedral lebih dulu yang ngga jauh dari situ. Setelah sarapan ala Singapore di Toast Box, kita naik MRT ke City Hall dan kemudian berjalan kaki ke St. Andrew Catedhral.


Pemandangan dari jendela apartemen

Ada juga rumah2 bertingkat rendah

Sampai di St. Andrew Cathedral, kita mengelilingi gerejanya sambil melihat2. Gerejanya bergaya Gothic yang dirawat dengan baik, cat bagian luarnya tampak putih bersih. Kita hendak masuk ke dalam gereja yang ternyata sedang berlangsung misa, tapi kita tetap dipersilahkan masuk oleh salah satu jemaat di sana dengan ramah. Maka kita pun masuk dan duduk di deretan paling belakang. Saat itu sudah mau berlangsung acara komuni. Ternyata gerejanya bukan gereja Katolik tapi gereja Angelikan. Setelah acara komuni selesai, para romo dengan barisan para jemaat keluar menuju ke halaman depan gereja. Ternyata akan ada pembaptisan. Langsung halaman depan penuh orang2 yg mau menyaksikan pembaptisannya, ada cukup banyak para calon baptis. Ada sebuah kolam, dan 2 romo berdiri di dalam kolam. Para calon baptis maju berpasangan masuk kolam kemudian dibaptis dengan ditenggelamkan oleh romonya sampe seluruh tubuhnya masuk air.

St. Andrew Cathedral dari belakang

St. Andrew Cathedral dari depan

Interior dari St. Andrew Cathedral

Kerumunan orang yang mau menyaksikan pembaptisannya

Pembaptisan sedang berlangsung

Setelah acara pembaptisan selesai, kita meninggalkan area gereja menuju Funan Mall yang ngga jauh dari gereja tempat kami janjian bertemu dengan Joann dan Richard. Sambil menunggu, kita jalan2 di Funan Mall yang ternyata mirip Mangga Dua Mall yang menawarkan aneka macam elektronik mulai dari komputer, laptop, handycam sampe kamera. Di sana, aku membeli tripod mini untuk kamera sakuku yang pasti sangat berguna kalo ingin berfoto berdua :) Ngga lama kemudian Richard dan Joann udah datang dan menunggu di mobilnya di depan Funan Mall, kita pun keluar bergabung dengan mereka. Kita mau diajak makan bersama dulu sebelum ke museum, kita dibawa ke Restoran Rendezvous di daerah Bras Basah yang lokasinya dekat Singapore Art Museum.

Suasana di Funan Mall

Ketika di depan Restoran Rendesvous, sungguh aku mengira itu restoran barat tapi melihat tulisan di depan restorannya "Nasi Padang Rendesvous" aku sempat kaget. Jadi ini restoran Padang ala Singapore. Dengan penasaran aku masuk ke dalam, interiornya nyaman bergaya Inggris. Rasanya agak aneh, makan masakan Padang di restoran bergaya Inggris. Kita memilih duduk di tepi jendela sehingga bisa melihat lalu lintas di luar. Sementara aku dan Benny duduk, Richard dan Joann memilih makanan. Ngga seperti di Indonesia, di restoran Padang biasanya lauk2 langsung dikeluarkan semua di meja makan dan kita tinggal memilih. Setelah Richard dan Joann kembali ke meja, ngga lama kemudian hidangan pun datang. Bener2 mirip masakan Padang. Banyak lauk dengan bumbu bersantan. Rasa pun ngga beda jauh dengan masakan Padang, gurih dan sedap. Lalu kita memesan juga es cendol, tampilannya mirip juga cuma isinya beda krn isinya cendol dan kacang merah. Thank you kepada Richard dan Joann yang telah mentraktir makan siang yg lezat :)

Tempat memilih makanan

Suasana di Rendesvouz Restaurant

Aneka hidangan, mirip banget masakan Padang. Ada ayam dan ikan kuah kari, cumi, perkedel kentang dan terong sambal

Es Cendol sebagai penutup

Setelah makan siang yg lezat, kita berjalan kaki ke Singapore Art Museum yang ngga jauh dari restorannya. Dari depan tampak bangunan klasik megah. Kita masuk tanpa tiket alias gratis. Bagian hallnya tinggi menjulang dengan kubah di atasnya. Kita masuk satu persatu ruangan2 yang ada di dalam, ada ruangan tentang sejarah teater, sejarah musik dan sebagainya. Kemudian kita ke bagian belakang dari museum yang berinterior modern bergaya minimalis yang luas, dan ternyata itu bagian dari National Museum of Singapore. Tidak banyak yang bisa dilihat di situ karena ruangannya kosong dan luas.

Singapore Art Museum

Hall di dalam Singapore Art Museum

Pajangan kostum2 pemain opera di bagian sejarah teater

Tempat duduk untuk melihat film sejarah teater

Tiga buah layar besar yang menutar film sejarah teater

Bagian dalam National Museum of Singapore

Tampak depan National Museum of Singapore

Tadi kita masuk dari depan Singapore Art Museum, keluar dari National Museum of Singapore. Kemudian kita berjalan menuju Peranakan Museum yang bentuk bangunannya lebih menarik dan menyerupai rumah tinggal atau hotel, ngga seperti bangunan museum. Di Peranakan museum, kita bisa mempelajari tentang budaya keturunan Cina dari jaman dulu hingga sekarang. Bagian pertama dari Peranakan Museum ini ada deretan foto besar penduduk Singapore dengan keturunan yang berbeda2 tapi mereka bisa akur satu sama lain, hal ini membuatku kagum dan terharu ketika meliat foto2 mereka di Peranakan Museum tsb. Selain itu di Peranakan Museum juga memutarkan film sejarah budaya keturunan Cina dan terdapat aneka macam pajangan mulai dari perlengkapan meja makan, perlengkapan upacara pernikahan, perlengkapan rumah tangga hingga perlengkapan pemakaman adat keturunan Cina. Banyak pengetahuan yg bisa didapat dari situ.

Tampak depan Peranakan Museum

Foto2 bangsa Singapore yang berbeda2 keturunan

Film tentang sejarah budaya keturunan Cina

Pajangan perlengkapan untuk perjamuan

Tempat duduk untuk upacara pernikahan

Keluar dari Peranakan Museum, jam udah menunjukkan waktu sore sekitar jam 4.30. Kita berjalan kaki melewati taman yg asri menuju tempat mobil Richard dan Joann diparkir. Di tengah taman kulihat ada pemandangan ganjil karena ada escalator di taman! Pasti escalatornya didesain untuk outdoor sehingga ngga apa kalo basah kena hujan. Setelah di mobil, kita melanjutkan perjalanan menuju Clarke Quay yang dikenal karena sungai dengan kapal2 wisatanya. Kita hendak mencari tempat duduk untuk istirahat sambil ngobrol dan ngemil kemudian akhirnya kita memilih nongkrong di Haagen Daz. Kita memesan 2 porsi es krim untuk dimakan ramai2 serta minuman masing2.

Escalator di tengah taman

Pemandangan di Clarke Quay

Jembatan penyeberangan

Lorong dengan deretan tempat makan/cafe di kanan kiri

Di sisi lain dari Clarke Quay yang selalu ramai

Ada Central Mall di seberang Clarke Quay

Air mancur

Es krim Haagen Daz porsi pertama

Es krim Haagen Daz porsi kedua

Ngga terasa hari sudah gelap ketika kita selesai menyantap es krim sambil ngobrol, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam kurang dikit. Kita sempat kebingungan mau makan malam di mana, apakah di Clarke Quay atau di tempat lain. Karena kita ingin makan makanan yang hangat dan berkuah, maka diputuskan kita makan bubur. Richard dan Joann pun mengajak kita ke Oasis Taiwan Porridge Restaurant di daerah Toa Payoh. Dalam perjalanan kembali ke mobil, ada pemandangan malam di Clarke Quay yang indah dan romantis. Setelah bermobil dan jalan kaki, dari Clarke Quay kita sampai ke Oasis Taiwan Porridge Restaurant memakan waktu sekitar 2 jam. Saat itu sudah pukul 10 malam tapi restorannya masih ramai. Richard dan Joann yang memilihkan menunya. Setelah beberapa menit, hidangan datang mulai dari kangkung, ikan, telur dadar hingga sapo tahu. Terakhir bubur yang dihidangkan dalam termos untuk menjaga agar buburnya tetap panas. Buburnya rasa tawar dan di dalamnya ada potongan labu berwarna orange, ketika dimakan buburnya terasa lembut tapi butiran nasinya masih terasa. Lauk pauknya juga sedap. Lagi2 thank you kepada Richard dan Joann yang mentraktir kita makan malam bubur yg sedap.

Pemandangan Clarke Quay di malam hari yang indah

Tampak depan Oasis Taiwan Porridge Restaurant

Suasana di dalam Oasis Taiwan Porridge Restaurant

Hidangan lezat, ada kangkung, sapo tahu, telur dadar dan ikan

Bubur yang lembut

Setelah selesai makan, waktu sudah menunjukkan jam 11 malam. Sudah waktunya kami pulang maka Richard dan Joann pun mengantar kami pulang ke apartemen tempat kami menginap. Kami belum mandi jadi sebelum tidur, kami mandi dan keramas dulu. Karena kelelahan, kami ketiduran dengan rambut basah. Richard dan Joann mengajak kami ke Singapore Botanic Gardens besoknya maka kami perlu memulihkan tenaga kami untuk hari esok.

Bersambung ke Liburan Natal di Singapore (Part 3)
Day 3: Singapore Botanic Gardens

Rabu, 30 Desember 2009

Liburan Natal di Singapore (Part 1)

Day 1 : Christmas Eve

Di hari pertama liburan Natal ini, kita berangkat ke Singapore naik pesawat pertama yaitu pada jam 07.20. Ada keterlambatan, kita baru take off jam 07.45 dan mendarat di Changi Airport jam 10.15 waktu Singapore (Waktu Singapore maju sejam dari waktu Jakarta). Ternyata hujan cukup deras di Singapore saat kita tiba. Dari Changi Airport, kita naik taxi menuju Lucky Plaza Apartemen, tempat kita nginap untuk menaruh koper2. Ternyata kamar yg akan kita tempati belum siap, maka kita taruh koper di depan kamar dan kita mulai jalan2 di sepanjang Orchard Road cuci mata sambil mencari makan siang. Untunglah hujan sudah berhenti.

Dekorasi Tangs yg keemasan

Di sepanjang Orchard Road tampak banyak dekorasi Natal yg menarik, bagian depan mall didekorasi dengan cantik dan di depan tiap mall memiliki pohon natal sendiri dengan dekorasi yg berbeda2. Dekorasi mall yg paling menarik perhatianku adalah mall Tangs dengan dekorasi bernuansa emas dan mewah, tampak sangat mengundang pengunjung untuk masuk ke dalam. Kemudian kita menyeberang ke Wisma Atria untuk mencari makan siang. Saat itu udah jam 12 siang lewat, kita memilih makan di Food Republic yang menawarkan banyak pilihan menu makanan. Akhirnya kita memilih menu set ikan, ternyata kita ngga salah pilih karena ikannya enak sekali. Dagingnya lembut dan putih. Makan siang pertama di Singapore yg memuaskan :)

Suasana di Food Republic

Suasana yg nyaman dan bersih

Counter penjualan minuman

Salmon Menu Set

Fish Menu set
(lupa nama menunya)

Setelah makan siang, kita mencari kopi untuk mengusir ngantuk. Malam sebelum berangkat kita baru tidur jam 1 lewat tengah malam dan kemudian paginya bangun jam 04.30 jadi jelas kita kekurangan tidur hehe. Kita mampir ke Toast Box yg bersebelahan dengan Food Republic, kita hanya memesan minuman kopi saja sambil istirahat sejenak sebelum melanjutkan jalan2. Di Toast Box Benny menelpon mengabari teman2nya bahwa kami udah tiba di Singapore dan mengadakan janji ketemu dengan teman kami, Joann dan Richard sore ini di Bedok jam 6 sore untuk ke acara kebaktian malam natal bersama di Singapore Expo. Jadi kita masih ada sisa waktu untuk jalan2 dulu sebelum jam 5 sore untuk mandi dan berganti pakaian.

Toast Box

Kopi panas dan kopi dingin

Setelah merasa lebih berenergi habis makan siang dan minum kopi, kita lanjut jalan2 sampe ke Ngee Ann City. Di sana ada Watson terbesar di Singapore, tanpa bisa menahan diri aku langsung masuk. Di Citraland Jakarta, Watson yg luasnya hanya sepertiganya aja aku bisa betah lama2 di dalam apalagi Watson ini yg lebih luas :) Begitu banyak barang yg dipajang di sana sampe bingung mau beli yg mana, ada berbagai merk yg dijual di sana mulai dari Majolica Majorca, Cetaphill, Neutrogena, Nivea, Maybelline dll. Akhirnya aku membeli Bourjois eyeliner pencil dan cleansing oil sheets. Kemudian kita menuju lobby dari Ngee Ann City yg ada pohon natal indah.

Watson terbesar di Ngee Ann City

Tampak dalam Watson

Begitu banyak barang2 yg sangat menggoda

Pohon natal di lobby Ngee Ann City

Dari Ngee Ann City kita berjalan lagi di Orcard Road sambil menikmati suasana natal dengan adanya aneka pohon2 natal dan berbagai dekorasi lucu2 di sepanjang Orchard Road. Ada pohon natal yg benar2 unik karena pohon natalnya disusun dari bola2 coklat Ferrero Rocher raksasa, kayaknya isinya bukan coklat beneran tapi hanya replika coklatnya saja dengan ukuran yg lebih besar. Kita juga melewati Paragon dengan pohon natal dan hiasan kupu2nya yg cantik.

Orchard Road dengan dekorasi natal

Pohon Natal dari coklat Ferrero Rocher

Detail coklat Ferrero Rocher

Pohon natal di depan Paragon

Dari Orchard Road, kita naik MRT ke Boat Quay di mana kita bisa menikmati pemandangan sungai dengan kapal melintasi sungai tsb. Boat Quat agak berseberangan dengan Clarke Quay. Dlm perjalanan ke sana, kita melewati pohon natal menarik krn dikawal 6 buah boneka prajurit raksasa yang mengelilingi pohon natalnya. Setelah sampe tepi sungai, kita duduk2 di sana. Kita ngga sendirian krn banyak orang juga duduk2 di sana sambil menikmati pemandangan. Ngga jauh dr situ ada banyak burung2 bergerombol di sekitar orang yang memberi makanan pada burung2 tsb. Kemudian waktu sudah menunjukkan jam 4 sore, sudah waktunya kami balik ke apartemen untuk mandi dan bersiap ketemu teman kami di Bedok. Dalam perjalanan pulang, kulihat pohon natal menarik lainnya, pohon natal yg terbuat dari lempengan besi berbentuk orang2an dengan warna dominasi merah di taman tengah persimpangan jalan.

Pohon natal dengan 6 boneka prajurit

Pemandangan di Boat Quay

Pohon Natal dari lempengan besi bentuk orang2an

Setelah mandi dan berganti baju, kita langsung menuju Bedok naik MRT ke tempat Joann dan Richard bekerja di sana. Mereka adalah pasangan suami istri yang tinggal Singapore. Benny pertama kali kenalan dengan mereka ketika menghadiri seminar Anthony Robbin September yg lalu dan sejak itu mereka berteman baik. Dan ini pertama kalinya aku bertemu dengan mereka. Ternyata mereka sangat ramah dan baik sekali. Setelah bertemu mereka, kita langsung menuju Expo Singapore naik mobil mereka. Dari kejauhan bisa kulihat ada lautan manusia menuju ke Expo Singapore. Setelah mendapat parkir yang jauh saking penuhnya lapangan parkirnya, kita berjalan ke Expo Singapore dan ikut antri masuk ke aulanya yg sangat luas. Sungguh menakjubkan melihat ruangan yg begitu besar sangat penuh dipadati oleh manusia yang ingin ikut serta kebaktian malam natal juga seolah malam itu seluruh orang singapore berkumpul di situ. Kami nyaris ngga dapat tempat duduk, dan akhirnya hanya bisa duduk di bawah bagian belakang sehingga ngga bisa mendapat sudut yg bagus untuk memotret.

Menuju pelataran parkir

Antri untuk masuk ke aula

Lautan manusia memenuhi aulanya

Acara kebaktian diisi dengan nyanyian puji2an dan pertunjukkan tentang kelahiran Yesus dengan drama modern. Sebelum kotbah dimulai, kami keluar dan mencari makan malam di Lau Pa Sat yang artinya old market dalam bahasa China. Tempat makan terbuka dengan meja kursi memenuhi jalan, dan ada juga tempat makan di dalam ruangan yg berupa bangunan kuno dengan desain antik peninggalan Inggris. Kita memilih makan di dalam ruangan dan kita sepasang2 berpencar mencari makanan. Kami memilih masakan Korea, sedangkan Joann dan Richard memilih sate ayam. Setelah hidangan disajikan, kita yang sudah kelaparan langsung menyantap. Semuanya enak. Masakan koreanya ngga mahal dan porsinya banyak benar. Saat memesan masakan Korea, kulihat kokinya sendirian memasak dan menyiapkan semuanya, ngga ada pelayan, ngga ada tukang cuci piring. Sedang sate ayamnya juga enak, beda dengan sate ayam di sini karena di sana sate ayam ada rasa kari dan bahkan bumbu kacangnya juga ada rasa kari sehingga terasa gurih.

Suasana tempat makan outdoor di Lao Pa Sat

Suasana tempat makan indoor di Lao Pa Sat

Detail interior yg menarik

Deretan penjual sate ayam

Masakan Korea Beef BBQ, enakk!!

Sate ayam, ada lontong gede, potongan nanas,
timun dan bawang merah


Selesai makan malam, jam sudah menunjukkan pukul 11 lewat. Kita pun beranjak menuju ke Orchard Road untuk melihat suasana malam natal di sana yg meriah. Kita berkeliling naik mobil dan ternyata sangat macet di setiap jalan yang menuju ke Orchard Road. Mobilnya berjalan tersendat di sepanjang Orchard Road. Dari dalam mobil, kita melihat2 pemandangan indah di Orchard Road yg penuh lampu2 dekorasi natal dan banyak orang2 berjalan di sepanjang Orchard Road. Di beberapa tempat, ada lautan manusia berkumpul menyambut natal. Saat jam menunjukkan jam 12 tengah malam, kita berempat saling mengucapkan selamat natal di dalam mobil. Merry Christmas!!

Suasana malam natal di Orchard Road

Suasana malam natal di Orchard Road

Lautan manusia memenuhi area depan salah satu mall

Karena ujung Orchard Road masih jauh dan masih macet jadi kita belok kiri untuk mengantar kami pulang ke apartemen Lucky Plaza. Sekitar pukul 12.30 tengah malam akhirnya kita sampe ke Lucky Plaza dengan kelelahan tapi dengan rasa puas. Kita pun segera beristirahat dan siap2 menyambut hari esok. Kami mau diajak Joann dan Richard jalan2 ke Museum Nasional Singapore.

Bersambung ke Liburan Natal di Singapore (Part 2)
Day 2 : Museum & Clarke Quay