Selasa, 23 Februari 2010

Pia Cap Mangkok dari Malang

Thank you kepada Lenny karena udah kasih bonus Pia cap mangkok dari Malang ketika aku memesan clutch Alena dari Mimo. Clutch Alena yg kubeli warna creme, sungguh cantik dan aku menyukainya. Cuma karena aku masih belum memakainya jadi belum posting penampakannya, ntar kalo udah kupakai kufoto akan kumasukkan di sini yah. Kembali tentang pia, semuanya berawal dari blogku tentang Pia Legong kemarin dan di sana aku menulis bahwa aku menyukai pia rasa keju dibanding pia coklat. Blogku tentang Pia Legong tsb dibaca Lenny yang juga suka pia keju, kemudian menawarkan untuk mengirimi pia cap Mangkok yang katanya enak juga untuk kucoba dan direview di sini :)

Komposisi bahan pia cap Mangkok

Setelah kertas pembungkus dibuka

Setelah kuterima paketnya, langsung kubuka dan aku sempat kaget karena ternyata pia yang dikirimi ada 3 buah! Kukira hanya dikasih 1 bungkus pia yang rasa keju dan ternyata dikirimi 3 buah masing2 rasa keju, coklat dan kacang hijau. Thank you, Lenny :) Langsung kubuka bungkusan pia rasa keju dan kucicipi, keju dalam pianya lebih kering dari keju yang ada di Pia Legong. Rasa kejunya pun ngga terlalu terasa. Kemudian pia rasa coklat, isi coklatnya pun sama kering kayak pia kejunya. Kalo Pia Legong, coklatnya bener2 masih basah seperti nutello. Sedangkan pia kacang hijau, itu yang menurutku paling enak. Rasanya gurih dan kacang hijaunya pun terasa..

Pia rasa keju

Pia rasa coklat

Pia rasa kacang hijau

K
uceritakan pada Lenny bahwa pia kacang hijaunya yg paling enak, ternyata kata Lenny pia cap Mangkok yang paling enak dan paling laris itu yg kacang hijau. Lalu kuperhatikan kemasan kertas pembungkusnya, ada tulisan Pia Kacang Hijau bahkan untuk pia rasa keju dan coklat. Aku sempat browsing di internet, ternyata pia cap Mangkok itu merupakan oleh2 yang terkenal dari Malang. Thank you, Lenny krn aku udah dikirimi pia maka aku bisa mencicipi pia kacang hijau enak yang terkenal dari Malang tsb :)

Senin, 22 Februari 2010

Coenzyme Q10 Whitening Sun block SPF 50 + PA+++


S
udah 2 minggu lebih aku memakai sunblock ini, Coenzyme Q10 Whitening Sun block SPF 50 + PA+++ dan aku benar2 menyukainya... Awalnya alasan aku membeli sunblock ini pasti karena SPFnya tinggi yaitu SPF 50+ dengan PA+++ dan alasan kedua karena itu juga mengandung Q10 dan whitening. Jadi sunblocknya komplit, 3 in 1. Awalnya aku ngga yakin daya proteksi karena ada fungsi lain di samping sebagai sun block, tapi ternyata aku menyukai sunblocknya. Merknya dalam huruf Korea jadi aku ngga tahu merknya hehe..., aku cuma tertarik melihat angka kandungan SPFnya, PA, serta kandungan Q10 dan whiteningnya. Di belakang kemasan juga dalam huruf Korea jadi ngga tahu kandungan ingredientnya apa saja.

Teks di belakang kemasan dlm huruf Korea

Kalo aku membeli sunblock selalu minimal SPF 30 PA++, pokoknya makin tinggi makin baik dan aku juga tahu bahwa umumnya semakin tinggi SPF maka semakin greasy dan sticky sunblock tsb. Ketika membeli Coenzyme Q10 Whitening Sun block SPF 50 + PA+++, aku ngga akan kaget kalo sampe sunblocknya lengket dan berminyak. Bagiku yg penting proteksi dan fungsinya sebagai sunblock dan syukur karena ada bonus Q10 plus whiteningnya. Ketika pertama kali memakai sunblocknya, kucium wanginya ternyata ngga mengandung fragrance. Teksturnya agak encer dan berwarna putih agak kuning dikiiit. Dan ketika diusapkan ke muka, mudah sekali diratakan krn agak encer. Tekturnya yg semula berwarna putih kekuningan menjadi transparan dan ngga berwarna setelah diratakan :)

Teksturnya putih dan agak encer

Mudah diratakan

Jadi ngga berwarna/transparan

Coenzyme Q10 Whitening Sun block SPF 50 + PA+++ walau SPF tinggi ternyata ngga lengket dan mengandung Q10 dan whitening pula. Sudah seminggu lebih kupakai sunblock dan sempat panas2an ketika jalan2 ke Klenteng Sam Poo Kong di Semarang pas imlek kemarin ternyata mukaku ngga sampai kemerahan yang biasanya kualami kalo proteksi sunblocknya kurang bagus. Mengenai kandungan Q10 dan whitening, aku ngga yakin apakah ngefek soalnya belum terasatapi setidaknya mukaku ngga tambah hitam dan kandungan Q10 setidaknya menjaga elastisitas kulit walau tidak bertambah baik :) Setelah memakai sunblock ini, ngga perlu nunggu lama hanya 3 menit udah bisa pake BB cream ato loose powder di atasnya. Mungkin aku mau membelinya lagi. Walau suka, aku selalu ingin mencoba2 sunblock lainnya :p

Senin, 15 Februari 2010

Klenteng Sam Poo Kong di Semarang

Imlek tahun ini, aku pulang ke Semarang untuk merayakan imlek dengan keluarga. Walau aku lahir di Semarang, sungguh aku ngga ingat kalo pernah berkunjung ke Klenteng Sam Poo Kong walau orang tuaku bilang aku pernah ke sana saat aku masih SMA. Karena itu imlek kali ini, kita ke Klenteng Sam Poo Kong. Bukan untuk sembahyang tapi untuk jalan2 dan melihat2. Setelah makan siang, bersama keluargaku kita langsung ke Klenteng Sam Poo Kong yang terletak di Gedung Batu. Ternyata suasana di sana ngga ramai, mungkin karena sudah siang dan panasnya menyengat juga. Kita mudah mendapat tempat parkir di bawah pohon yang rindang. Untuk masuk ke dalam, kita harus membeli tiket dulu seharga Rp.3.000 per orang.

Bangunan tempat toko yang menjual keperluan sembahyang

Tampak Klenteng Sam Poo Kong dipagari

Setelah membeli tiket, kita baru bisa masuk tapi ternyata kita hanya bisa masuk ke pelatarannya saja dan ngga bisa masuk ke dalam klenteng Sam Poo Kong karena hanya yang mau sembahyang yang boleh masuk. Jadi kita hanya bisa melihat2 dari balik pagar pembatas, kulihat banyak orang memotret2 di luar dan di dalam klenteng. Karena aku sangat ingin masuk maka kita mencoba membeli hio di toko yang ada di sana kemudian mencoba masuk ke dalam ternyata diijinkan. Maka kita bisa melihat2 dan potret2 di dalam :)

Kuil Dewa Bumi

Pintu Selatan, masih belum selesai finishingnya

Ketika masuk, kita melewati deretan kuil2 mulai dari Kuil Dewi Laut, Kuil Dewa Bumi, Kuil Kyai Juru Mudi dan terakhir Kuil utama yang merupakan bangunan terbesar, di situlah terdapat Gua Sam Poo Kong yang merupakan inti dari Klenteng Sam Poo Kong. Di sepanjang tembok yang ada pintu masuk ke Gua Sam Poo Kong ada relief ukiran dari batu yang mengisahkan pelayaran Laksamana Cheng Ho. Di bawah relief ada papan dari marmer bertuliskan kisahnya. D sini akan kutuliskan sejarah singat mengenai Klenteng sam Poo Kong. Kuil2nya didominasi warna merah hijau dan di mana2 tercium bau asap hio. Karena lama di sana, mata jadi terasa pedih karena banyak asap. Bagian dalam bangunan utama Klenteng Sam Poo Kong paling besar dan megah, interiornya paling menarik dan ruangannya luas.

Bangunan Utama Sam Poo Kong

Pilar2 dengan ukiran batu di Bangunan Utama

Sejarah singkat Klenteng Sam Poo Kong:

K
uil Sam Poo Kong atau Gedong Batu adalah sebuah kuil Tionghoa yang terletak di daerah Simongan, Semarang, Indonesia. Tempat ini konon dulunya adalah tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho, panglima perang utusan Tiongkok keturunan Persia yang memiliki latar belakang Islam. Saat itu garis pantai Semarang masih terletak di kaki perbukitan Simongan dan pantai Semarang merupakan pelabuhan penting yang banyak disinggahi para pedagang asing yang berasal dari Melayu, Cina dan Belanda. Kemudian ada komunitas Cina datang ke Semarang dipimpin oleh Sam Poo Tay Djien atau dikenal dengan nama lain Zheng He (a.k.a. CHENG HO), seorang taykam Kaisar Cheng Zu ( dari Dinasti Ming) penganut agama Islam yang diutus untuk mencari mustika di daerah utara. Armada Zheng He adalah armada Cina pertama yang mendarat di Semarang pada tahun 1401 AD.

Kemudian pada saat Zheng He kembali ke negaranya, goa peninggalan Zheng He tertimbun tanah longsor pada tahun 1704 dan sebagai penghormatan masyarakat setempat menggali goa baru serta membangun altar yang dilengkapi dengan patung Zheng He dan pengawalnya. Dan sepeninggal Zheng He daerah Simongan mulai ramai ditempati oleh pendatang Cina yang merantau ke Semarang dan lambat laun berkembang menjadi perkampungan. Dalam perkembangannya kawasan Simongan tumbuh menjadi perkampungan Cina pertama di Semarang dan menjadi ramai dengan penduduk yang berprofesi sebagai petani dan pedagang.

Interior dari Bangunan Utama Sam Poo Kong

Deretan Lentera di sisi Bangunan Utama
yang menghadap Gua Sam Poo Kong


Sebagian Ukiran relief tentang Laksamana Cheng Ho

Ukiran relief di sepanjang tembok
yang ada pintu ke Gua Sam Poo Kong

Pintu Masuk ke Gua Sam Poo Kong

Pembangunan kembali Klenteng Sam Poo Kong:

Klenteng Sam Poo Kong dibangun oleh masyarakat Tionghoa di Semarang pada tahun 1724 untuk menghormati Laksamana Cheng Ho yang dianggap sebagai leluhur mereka. Pada tahun 2002, klentengnya dibangun kembali namun, pembangunan Kelenteng Sam Poo Kong saat itu dinilai melenceng dari konsep pemugaran. Sebagian besar bangunan asli dan beberapa peninggalan telah berubah bentuk dan tempat.

Mulanya Oei Tiong Ham pada tahun 1937 membentuk Yayasan Sam Poo Kong dengan ketuanya Lie Ho Soem dan wakil ketua Oei Ing Poen, adalah sebagai yayasan keluarga. Anggotanya terdiri dari pegawai Kian Gwan, orang luar tidak boleh masuk. Baru kemudian pada tahun 1965, saat yayasan dipimpin oleh ketua baru yaitu Thio Siong Thouw,yang bukan pegawai Kian Gwan. Sejak itu yayasan dinyatakan terbuka untuk umum, yang artinya siapapun bisa menjadi ketua asal disetujui oleh sidang. Keadaan ini berlangsung sampai Thiong Siong Thouw meninggal pada bulan Februari 1981. Setelah itu oleh sidang panitia dipilih Ir.Priambudi.S sebagai ketua yayasan.

T
ahun 1989 merupakan masa-masa kritis bagi yayasan Sam Poo Kong, karena semua ijin yang telah dimiliki klenteng dicabut oleh Pemda yang pada masa itu dikuasai Orde Baru.Bahkan pintu gerbang utama dan beberapa bangunan yang telah berdiri dirobohkan dengan paksa. Kemudian pada tahun 1995 ijin HGB dari yayasan yang sudah hampir habis masa berlakunya dinyatakan tidak akan di perpanjang dan dicabut oleh oknum tertentu yang hendak menyerobot tanah yayasan guna mendirikan ruko. Berkat ketekunan dan kegigihan para anggota yayasan akhirnya hak tersebut bisa dipertahankan dan tanah seluas 3,7 ha bisa sah menjadi milik yayasan dengan sertifikat Hak Milik.

Setelah terjadi reformasi dan tumbangnya Orde Baru, Yayasan Sam Poo Kong memperoleh kebebasan menjalankan misi pembangunan dan perluasan kelenteng. Maka pada tanggal 26 Februari 2002, diadakan perletakan batu pertama pembangunan kembali gua suci.

Diambil dari berbagai sumber

KUUCAPKAN :
GONG XI FA CAI
BAGI YANG MERAYAKAN

Kamis, 04 Februari 2010

Biore Cleansing Oil Cotton Sheets


W
alau sempat kecewa dengan hasil test dari TFS Herb Day Cleansing Tissue yang sudah kuposting reviewnya bulan lalu, tetap saja kubawa ke Singapore sebagai pembersih muka karena bentuknya tissue jadi praktis dan ringan dibawa2. Dan kemudian saat di Singapore, aku sempat mampir ke Watson (udah kewajiban bagiku hehe). Di Watson kutemukan apa yg kubutuhkan yaitu Biore Cleansing Oil Cotton Sheets. Saat pertama kali melihatnya, langsung aku tertarik dengan tulisan kemasannya "Cleansing Oil Cotton Sheets", jadi ini cleansing oil dlm bentuk lembaran. Menarik bukan, yang pasti di Jakarta belum ada produk ini. Kemasannya juga menarik, pink cerah. Langsung kubeli 2 buah.

Keterangan di bagian belakang kemasan

Sorenya sebelum mandi, langsung test Biore Cleansing Oil Cotton Sheets. Saat itu aku lg pake eyeliner dan mascara waterproof. Kalo pake cleansing oil liquid, pasti bisa bersih dengan tuntas eyeliner dan mascaranya. Langsung kubuka kemasannya, ternyata ada kemasan lagi di dalam plastik luarnya yaitu kemasan dengan stiker yang bisa dibuka untuk mengambil tissue dan bisa ditutup kembali seperti kemasan wet tissue yang banyak dijual di supermarket. Kuambil 1 lembar tissuenya, ternyata ukurannya kecil sekali yaitu sekitar 10x15 cm. Pertama2 kuusapkan tissuenya ke daerah mata, make up matanya bisa dibersihkan dengan mudah! Biasanya yg paling sulit hilang adalah mascaranya krn lapisanya kering dan mengeras jadi perlu 2-3 kali usap baru bisa bersih. Sedangkan eyeliner pencilnya bisa hilang dengan mudah! Aku langsung menyukainya. Jadi ketika kembali ke Watson, aku membeli lagi beberapa untuk stok. Kemasannya kecil, tipis dan ringan. Isinya hanya 10 sheets per box.

Kemasan dalam setelah plastiknya dibuka

Dan ketika pulang ke Jakarta dari Singapore, aku melakukan test seperti test yag kulakukan memakai TFS herb Day Cleansing Tissue. Kucoretkan beberapa eyeliner pencil yang waterproof ke tanganku. lalu untuk menguji sifat waterproof dari eyelinernya, kubasahi dengan air dan eyelinernya ngga luntur sama sekali. Lalu kupakai milk cleanser dan digosok2 ke tangan yang ada eyelinernya, juga ngga hilang goresan eyelinernya. Lalu terakhir kupakai Biore Cleansing Oil Cotton Sheet, kucoba hanya mengusapkan sekali saja dan ternyata goresan eyeliner pencilnya hilang dengan mudah! Lebih bersih daripada ketika memakai TFS Herb day Cleansing Tissue!

4 buah goresan waterproof eyeliner pencil

Setelah dibasahi, goresan eyelinernya ngga hilang

Setelah digosok pake milk cleanser,
goresan eyelinernya juga ngga hilang


Setelah dibersihkan pake Biore Cleansing Oil Cotton Sheets,
hanya sekali usap langsung goresan eyelinernya hilang!

Sisa eyeliner pencil nempel di tissuenya

Aku sungguh menyukai Biore Cleansing Oil Cotton Sheets, bener2 praktir dibawa bepergian. Kalo di rumah, kupakai cleansing oil liquid dan ngga kupakai Biore Cleansing Oil Cotton Sheetsnya karena sayang kan ngga ada di Jakarta. Hanya kupakai kalo bepergian saja. Sayang lembarannya kecil, walau sebenarnya cukup untuk membersihkan mukaku bila kupakai BB Cream. Habis memakai Biore Cleansing Oil Cotton Sheets, ngga ada rasa lengket ataupun berminyak di muka. Benar2 terasa bersih! Dan ngga perlu pakai air :)