Rabu, 27 Januari 2010

Pia Legong

Ketika merasa lapar dan di rumah ngga ada cemilan, aku pun cuci mata dan browsing2 mencari cemilan di internet sampe nyasar ke situs Dewix's Shop tempat kubeli Pie Susu Bali tempo hari. Dan di sana kulihat ada foto baru yaitu foto Pia Legong yang ngga asing bagiku karena aku pernah memakannya. Saat itu Benny seminar di Bali dan mendapat oleh2 dari kakak temannya yang tinggal di Denpasar berupa Pia Legong. Sebelumnya aku membaca blog dari Stephanie Angela tentang Pia Legong ini, aku langsung ngiler karena pianya tampak enak dan gemuk. Dan ngga kusangka2 karena sebulan kemudian setelah membaca blog Stephanie aku mendapat oleh2 Pia Legong! Horee...

Ada 3 rasa : keju, coklat dan kacang ijo

Isinya 5 keju dan 5 coklat

A
ku mendapat oleh2 Pia Legong tsb udah lama, sekitar Agustus tahun lalu dan baru sekarang kuposting. Ketika menerima oleh2nya, kemasannya cantik. Ada tas karton warna merah bata, dan dusnya juga apik dengan warna sama dengan tas kartonnya yaitu merah bata. Ketika kubuka kotaknya dan melihat isinya langsung terbit air liurku dan ngga bisa kutahan diri untuk segera memakannya. Dusnya berisi 5 buah pia keju dan 5 buah pia coklat. Pianya gemuk2, ngga seperti pia khas Semarang yg lebih kecil. Juga agak berminyak shg tampak gurih, kuambil yang rasa keju duluan karena aku bukan penggemar coklat. Setelah digigit sampai tampak isi kejunya, dugaanku ngga salah karena pianya benar2 enak!! Kejunya bukan keju susu yang kental dan meleleh tapi kejunya kering dan gurih. Setelah beberapa gigitan, tahu2 pia kejunya habis. jadi ingin mencoba yg coklat. Kugigit lagi sampe tampak isi coklatnya, tampak coklat padat yang kental seperti nutella coklat dimasukkan ke dalam pianya. Kemanisan bagiku.

Pia Coklat dan Pia Keju

Pia Keju


Pia Keju

Setelah posting blog ini, aku benar2 jadi lapar dan ingin makan lagi Pia Legongnya yang isinya full keju hehe. Benar2 enak dan ngga enek. Kuintip2 sekali lagi Dewix's Shop.... di sana, Pia Legong harganya 60.000/dus dan hanya ada rasa coklat dan keju.

Minggu, 24 Januari 2010

TFS Herb Day Cleansing Tissue


Sudah lama aku tahu ada produk ini tapi sama sekali ngga tertarik. Ketika aku mau ke Singapore (liburan Natal kemarin), terpikir olehku kalo membawa cleansing oil dalam kemasan botol 150 ml yang berat ato pembersih muka botolan terasa ribet karena musti bawa kapas juga maka kupikir cleansing tissue akan jadi pilihan tepat. Karena itu kubeli TFS Herb day Cleansing Tissue, kupilih yg kemasan terkecil yaitu isi 20 lembar. Sebelum berangkat ke Singapore, aku test kemampuan TFS Herb Day Cleansing Tissue membersihkan make up

4 goresan waterproof eyeliner pencil ke tangan

Setelah dibilas dengan air,
goresan eyelinernya ngga luntur sama sekali


Setelah digosok2 dengan milk cleanser,
goresan eyelinernya juga ngga hilang2


Setelah balik ke Jakarta, masih ada sisa cukup banyak dari TFS Herb Day Cleansing Tissue. Aku mengetes kemampuan TFS Herb Day Cleansing Tissue menggunakan eyeliner pencil yang waterproof favoritku yag tahan lama dan ngga smudge. Aku mengetes ketahanan eyelinernya tenyata tahan lama dan ngga hilang walau digosok dengan air maupun milk cleanser yang menunjukkan eyelinernya benar2 bersifat waterproof.

Cleansing tissue setelah eyelinernya dibersihkan

Setelah dibersihkan masih ada sisa eyelinernya

Lalu kuambil selembar TFS Herb Day Cleansing Tissue dan mencoba menghapus goresan eyelinernya. Ketika digosok 1x dengan cleansing tissuenya, eyelinernya hanya sedikit yang hilang. Kemudian setelah disgosok 2x barulah eyelinernya hilang dan masih ada sisa sedikit eyeliner di tangan. Cleansing Tissuenya ngga ada fragrance sama sekali. Lemabaran tissuenya berukuran 16x19 cm, cukup untuk membersihkan semuka. Walau gitu tetap saja aku merasa daya bersihnya kurang memuaskan apalagi bila untuk membersihkan make up dengan sunblock dan bb cream. Akhirnya sisa TFS Herb Day Cleansing Tissue kugunakan untuk membersihkan tangan saja kalo bepergian.

Jumat, 15 Januari 2010

TFS Rice Water Inbath Cleansing Light Oil

Sudah sebulan kupakai cleansing oil dari The Face Shop yaitu Rice Water Inbath Cleansing Light Oil menggantikan The Skin Food Grapefruit Cleansing Oil Mousse yang udah habis. Pertama kali pump ke tangan lalu usapkan ke muka, aku langsung menyukai wanginya yang lembut. Wanginya agak seperti bau sabun bayi tapi lupa merk apa. Seperti halnya dengan cleansing oil lainnya, aku pijat2 muka yang udah diratakan dengan cleansing oilnya sambil membersihkan make up. Tampak make up meleleh bercampur cleansing oilnya. Setelah make up wajah dibersihkan, terakhir kubersihkan make up mata dengan menutup mata bergantian. Ketika membersihkan make up mata kanan, kututup mata kiri. Dan juga sebaliknya. Tidak perlu digosok keras, make upnya bisa larut dengan mudah bahkan make up waterproof sekalipun. Musti hati2 ketika membersihkan make up mata karena kadang kemasukan cleansing oil yang bisa membuat mata pedih.

TSF Rice Water Inbath Cleansing Light Oil

Setelah merasa muka cukup dibersihkan dengan baik, kubilas dengan air. Kugosok2 muka hingga cleansing oil berubah warna menjadi putih susu, larut bercampur sisa2 make up. Setelah merasa cukup bersih, aku mengaca di cermin eh ternyata masih ada cairan putih2 menempel di muka. Kubilas lagi sampe cairan putih2nya hilang. Dari beberapa cleansing oil yang pernah kucoba, baru kali ini musti bilas agak lama untuk mengilangkan sisa2 cleansing oil yang putih2 itu. Setelah terasa bersih, permukaan kulit masih terasa licin sekali meninggalkan residu minyak dimuka yang lebih parah daripada ketika memakai TSF Grapefruit Cleansing Oil Mousse. Sampe2 tangan ikut terasa licin juga. Mungkin itu mengandung moisturizer untuk melembabkan kulit tapi aku merasa minyaknya terlalu berlebihan. Padahal TFS Rice Water Inbath Cleansing Light Oil untuk kulit berminyak. Ngga bisa kubayangkan seperti apa TFS Rice Water Inbath Cleansing Rich Oil yang untuk kulit kering.

Label di belakang botol, huruf Korea semua

Karena muka masih saja terasa licin setelah berulang kali bilas, jadi kupakai cleansing foam untuk menghilangkan residu minyaknya. Tujuan cleansing oil kan untuk membersihkan sisa make up dan Rice Water Inbath Cleansing Light Oil dengan sukses melakukan tugasnya tapi sayang aku ngga suka dengan residu minyaknya yang berlebihan bagiku. Bagiku Kose Speedy Cleansing oil tetap terbaik untuk kulit berminyak karena langsung muka kesat ketika dibilas dan ngga ada residu minyak.

Sabtu, 09 Januari 2010

Cheese Cake Factory di Tomang


Kita akhirnya ke Cheese Cake Factory sebelum libur Natal kemarin, itu pun dengan spontan mampir ke sana. Saat itu kita ke JNE di Tomang mau kirim paket, ternyata antrinya panjang bener... maklum menjelang liburan jadi banyak yang mau kirim paket. Setelah menunggu dengan sabar, dipanggil juga nomer antrian yang kuambil. Setelah beres, aku jadi lapar dan ingin ngemil. Tadinya mau mampir ke MTA tapi ketika melewati Cheese Cake Factory, kita berubah pikiran dan akhirnya mampir ke sana sekalian mencoba cheese cakenya yang katanya enak. Saat itu sudah sore, jam 5.30 tapi masih terang. Cuacanya enak dan menyenangkan.

Cheese Cake Factory Tomang

Tampak depan Cheese Cake Factory Tomang

Syukurlah ngga sulit mendapat tempat parkir di sana, biasanya jam sore2 spt ini rame sekali di sana sampe kadang membuat lalu lintas di depan Cheese Cake Factory macet. Langsung kita dibukakan pintu ketika kita hendak masuk. Karena cuacanya enak maka kita memilih duduk di atas, di ruang terbuka dengan payung2. Kita dipersilahkan naik, ternyata ngga ada orang yg duduk di ruang terbuka tsb jadi kita merasa lebih leluasa. Kita disodori menu. Karena kita mau makan kue, maka kita disuruh turun ke lantai bawah untuk memilih kue yg mana yang mau dipesan. Sebelum kita turun, kita memesan minuman dulu. Aku memesan minuman blueberry sedangkan Benny memesan minuman Oreo, sorry aku lupa detail nama minumannya apa.

Suasana di lantai bawah

Suasana di sekitar pintu masuk

Ada tempat duduk sofa dekat bar di lantai atas

Suasana tempat duduk di lantai atas

Kita turun ke lantai bawah untuk memilih kue, ada beberapa orang antri di kasir. Dan bagian cake chiller dikerumuni orang2 yang sedang memilih kue cantik2 yang menggiurkan sekali. Aku sendiri juga kebingungan memilih dan akhirnya memilih Asian Fruit untuk di makan di tempat dan tiramisu serta strawberry cheese cake untuk dibawa pulang. Sedangkan Benny memesan Blueberry Cheese Cake. Setelah memilih kue, kita kembali ke tempat duduk kami di lantai atas. Sambil menunggu pesanan datang, kita bisa melihat pemandangan di jalan raya. Ngga lama kemudian minuman dan disusul kue datang. Minuman blueberry maupun oreo sama enak dan ngga terlalu manis. Lalu kita mencoba kuenya.

Aneka kue cantik2 menggiurkan

Bagian es krim

Asian Fruit, kue pilihanku bukan cheese cake tapi roti dengan lapisan krim. Aku sebenarnya ngga terlalu suka cheese cake karena sering enek dan ngga habis makan walau hanya sepotong. Jadi kupilih Asian Fruit dan ternyata pilihanku ngga salah, aku menyukainya dan bisa menghabiskannya tanpa rasa enek. Asian Fruit terdiri dari lapisan2 roti, krim dengan potongan buah kering di tengah lapisan2 rotinya. Di atasnya ada taburan keju parut, potongan buah kering dan buah strawberry. Lalu Blueberry cheese cake, ternyata kemanisan banget jadi aku langsung enek makannya. Jadi teringat aku udah pesan strawberry cheese cake, pasti rasa kurang lebih sama cuma buahnya yang berbeda.

Pemandangan ke jalan raya

Minuman, Blueberry & Oreo

Blueberry Cheese Cake

Asian Fruit

Tiramisu dan Strawberry Cheese Cake

Cheese Cake Factory setelah hari gelap

Setelah selesai makan, perut kenyang. Hari udah mulai gelap, lampu2 mulai dinyalakan. Kita pun segera minta bon dan agak susah memanggil pelayan yg ada di dalam ruangan sedang kita di luar ruangan. Walau gitu, pelayanannya baik dan ramah. Setelah membayar, kita pun pulang. Aku merasa kue di sana biasa saja, masih kalah sama kue2 dari Bakerzin. Kue tiramizu yang kubeli untuk dibawa pulang lumayan rasanya tapi tiramisu dari Bakerzin jauh lebih enak. Kalo dilihat dari harga, kue2 di Cheese Cake Factory ngga gitu mahal kalo dibanding kue2 dari Bakerzin. Kuperhatikan buah strawberry di Cheese Cake factory memakai buah lokal sedang di Bakerzin memakai buah import yang lebih mahal maka harga kue juga lebih mahal.

Rabu, 06 Januari 2010

Liburan Natal di Singapore (Part 5)

Day 5 : Last Day at Singapore

Hari terakhir di Singapore, kami akan bertemu dengan Nicko teman baik Benny. Kami janjian akan bertemu jam 12 untuk makan siang bersama. Nicko tinggal dan bekerja di Singapore maka seperti warga Singapore lainnya, Nicko udah masuk kerja dari hari Senin tgl 28 Desember dan hanya libur pas tanggal merah saja. Nicko lah yang mengantar kami jalan2 ketika kami pertama kali datang ke Singapore, kisahnya bisa dibaca di sini. Masih ada sisa waktu 2 jam sebelum bertemu Nicko jadi kita jalan2 dulu di Orchard, kali ini benar2 baru ada waktu untuk shopping walau hanya 2 jam saja.

Pagi setelah sarapan ala Singapore di Killiney, kami jalan2 ke Ion Orchard mall baru di sana yang katanya ada Sephora. Maka aku ke Sephora hanya untuk memenuhi rasa ingin tahuku seperti apa Sephora itu *kampungan.com*. Ternyata Sephora isinya kosmetik dari Amerika yang telah sukses memnbuatku drooling saking banyaknya kosmetik memenuhi toko tsb. Setelah keliling, aku pun keluar dari Sephora dengan tangan hampa. Karena merasa ngga akan cukup waktu kalo mau shopping fashion, kan butuh waktu lebih lama untuk memilih dan mencoba jadi akan membuang2 waktu maka kuputuskan ke Watson lagi di Ngee Ann City. Dari sana aku beli 2 box masker Watson Bird Nest dan Green Tea *masker mania*, maybelline celansing oil dan beberapa oleh2 untuk orang tuaku. Sebenarnya ingin beli lebih banyak lagi tapi malah bingung mau beli apa soalnya ngga bener2 butuh.

Jl. Balestier

Bangunan tempat restorannya berada

Tampak depan Founder Bak Kut Teh Restaurant

Tahu2 udah jam 11.45, waktunya kita berangkat ke Bugis untuk menemui Nicko. Tempat kerjanya di Bugis soalnya jadi kita naik MRT menuju ke sana. Tiba di Bugis, Nicko udah menunggu di stasiun MRT lalu kita berjalan bersama ke terminal bis. Nicko mengajak kita makan siang di restoran Founder Bak Kut Teh yang sangat terkenal dengan masakan Bak Kut di daerah Balestier. Katanya ngga ada cabang lain dan restoran itu hanya ada satu2nya, maka ngga heran di sana ramai ketika kami tiba di sana. Ada antrian pula di depan restorannya. Sekitar 10 menit menunggu, akhirnya kita menempati meja di depan yang terbuka dan bisa melihat jalan dengan kendaraan lalu lalang. Sekilas kulihat bagian dalam, suasana agak gelap dengan dinding penuh foto2 pemilik restoran dengan para selebritis terkenal yang pernah makan di sana.

Suasana di dalam Founder Bak Kut Teh Restaurant,
dindingnya penuh foto para selebritis terkenal

Hidangan menu makan siang

Setelah memesan dan menunggu sekitar 15 menit, pesanan kami pun disajikan. Sambil bercakap2, kita menyantap hidangannya. Sebelum makan cakwenya dicelupkan ke dalam kuahnya, lezat. Dagingnya enak sekali dan ngga ada lemak, lebih enak kalo ditotol ke kecap asin yg ada potongan cabenya. Hanya dalam setengah jam, kita udah selesai makan. Karena masih ada antrian menunggu meja kosong maka kita langsung minta bon, membayar lalu meninggalkan restorannya. Kita kembali ke bis untuk menjuju ke Bugis. Di sana kami berpisah dengan Nicko, kami berjalan2 ke Bugis Junction sementara Nicko kembali ke kantornya. Ngga lama jalan2 di Bugis Junction, kami kembali ke apartemen naik MRT untuk berkemas dan bersiap ke bandara.

Foto terakhir sebelum berpisah

Sampe di Bandara, kaget aku karena Benny ditelpon Joanna bahwa dia dan Richard sudah ada di Bandara karena mau mengantar kami pulang. Kami sungguh terharu dan ngga menyangka kalo mereka akan ke bandara untuk mengantar kami pulang. Kemudian Joanna memberikan bingkisan kado dan langsung kubuka, isinya pigura dengan fotoku bersama Benny ketika makan di Rendezvous Restaurant. Foto kenang2an yang indah. Kami berjanji kalo Richard dan Joanna main ke Jakarta, gantian kami akan menjamu mereka sebaik2nya sebagai tuan rumah yang baik. Setelah berpisah dengan Richard dan Joanna, kami bergegas menuju ke ruang tunggu. Kami naik pesawat jam 5.45 sore dan liburan di Singapore pun berakhir.

Minggu, 03 Januari 2010

Liburan Natal di Singapore (Part 4)

Day 4 : Sentosa Island

Akhirnya hari ini mau kita ke Sentosa Island, cuaca cukup baik. Selama liburan di Singapore ini, hampir tiap hari hujan tapi ngga pernah benar2 deras. Seringkali baru hujan setelah lewat siang dan hujannya juga ngga lebih dari sejam. Ketika pertama kali ke Singapore, kita ngga sempat ke Sentosa Island karena waktu sangat singkat. Setelah sarapan kesukaanku ala Singapore di Killiney yang terdiri dari segelas kopi susu, 2 butir telur setengah matang dan roti selai srikaya, kita langsung ke stasiun MRT menuju ke Harbour Front dan dari sana kita bisa langsung ke Vivo City. Karena hari itu Richard dan Joann sudah harus buka toko maka ngga menemani kita. Orang Singapore liburnya hanya pas tanggal merah saja, ngga kayak orang Indonesia yg dapet jatah libur panjang bener :p

Menu sarapan di Killiney, hanya SGD 3,5/set

Di Vivo City, kita antri untuk memesan tiket ke Sentosa Island. Terdapat antrian yang panjang menuju ke loket penjualan tiket. Kita bisa saja ngga ikut antri dan langsung membeli tiket kereta ke Sentosa Island dan membeli tiket langsung di loket yang ada di Sentosa Island. Saat itu ada paket promo yang menawarkan paket jalan2 ke Sentosa dengan harga lebih murah daripada kalo beli tiket langsung dari loket di Sentosa Island. Ditawarkan paket "Choice of Fun" atau "Choice of Thriller", kita memilih paket "Choice of Fun". Dan dari paket "Choice of Fun" ada beberapa pilihan attraction, kita memilih: The Merlion, Tiger Sky Tower, Fort Siloso dan Sentosa 4D Magix. Totalnya harga SGD 36.90/adult.

Antrian ke loket demi dapet harga paket yang lebih murah

Papan petunjuk perhentian sky train

Pemandangan di luar yang dilihat dari dalam sky train

Sky train melanjutkan perjalanannya setelah kami turun

Setelah turun dari sky train, langsung bisa kulihat patung Merlion raksasa menjulang tinggi maka Merlion yang jadi tempat kunjungan pertama kami. Patung Merlion ternyata ada rongga di dalam dan bisa dimasuki orang sampe ke atas. Karena kita udah punya tiket terusan jadi kita bisa langsung masuk dan kita masing2 dikasih sebuah koin. Di dalam gelap dan ada pajangan gambar2 ttg kisah mahluk aneh, fosil2 dan patung naga. Juga ada film yang mengisahkan sejarah ditemukannya Singapore dan Merlion. Ternyata Singapore ditemukan oleh Pangeran Nila Utama, Pangeran dari Palembang! Setelah melihat film, kita diminta memasukkan koin ke dalam mulut patung singa emas dan kemudian akan keluar kupon berisi bahwa kita memenangkan gift tapi ngga disebut gift apa. Lalu kita naik ke atas dengan lift ke mulut singa dan berfoto di sana dengan juru foto yang disediakan di sana, kemudian kita naik tangga naik ke atas kepala singa. Saat itu hujan dan angin kencang maka kita ngga bisa lama2 di atas.Kita pun turun dan menukarkan kupon tadi dengan gift yang ternyata 2 buah kipas kenang2an dari Merlion dan diberi 2 buah foto yang diambil juru foto tadi dengan biaya tambahan *ngga gratis*.

Patung Merlion menjulang tinggi

Poster2 bergambar aneka monster asing

Pemandangan dari atas Merlion

Pemandangan dari atas Merlion sudut yang lain

Ketika di dalam Merlion, kami bertemu teman baru yaitu pasangan anak muda dari Malaysia yang kemudian jadi teman perjalanan selama di Sentosa karena kebetulan paket pilihan yang kami ambil sama persis! Dari Merlion, kita ke Tiger Sky Tower yang berupa tiang tinggi dengan piringan berisi kursi2 yang bisa diduduki orang. Kita menaiki piringan itu yang kemudian membawa kita naik makin tinggi sehingga kita bisa melihat segala arah karena piringan itu berputar 360 derajat. Kita bisa melihat laut dengan kapal pesiar Star Virgo, juga bisa melihat puncak kepala patung Merlion dan juga bisa melihat area Universal Studios Singapore yang masih dalam pembangunan. Sungguh ngga sabar saat Universal Studios Singapore jadi, menurut rencana akan jadi Januari tahun ini. Yang penasaran seperti apa Universal Studios Singapore bisa melihat video Youtube di sini. Kalo Universal Studios Singapore, udah jadi yang paling ingin kulakukan adalah naik roller coasternya :p

Tiger Sky Tower

Pemandangan dari Tiger Sky Tower bisa melihat kapal pesiar dari kejauhan

Pemandangan dari Tiger Sky Tower juga bisa melihat patung Merlion

Setelah turun dari Tiger Sky Tower, kami berempat sepakat makan di Subway. Sungguh ajaib karena kita dengan pasangan Malaysia teman baru kami punya pilihan paket sama persis dan kemudian selera kita juga sama karena sama2 ingin makan di Subway. Di Jakarta kayaknya udah ngga ada restoran Subway maka aku kangen makan sandwichnya dan akhirnya bisa makan sepuasnya. Habis makan kita ke Sentosa Nature Discovery tempat kita mempelajari kehidupan burung. Dan kemudian kita menuju ke Sentosa 4D Magix, ya ampun langsung kulihat antrian yang sangat panjang! Hampir semuanya orang dewasa yang antri. Kita hanya bisa bersabar dan ikut antri, untung kita udah makan. Kita antri sampe setengah jam dan kemudian disuruh masuk ke dalam ruangan, ternyata masih harus menunggu lagi sekitar 15 menit lagi sebelum benar2 masuk ke ruangan 4D Magix. Pertunjukannya hanya 20 menit, menurutku ngga ada yg luar biasa. Kursinya keras membuat punggung sakit dan efek 3Dnya ngga membuat kaget. Yang membuat kaget justru saat ada semprotan air atau hembusan angin ke leher ataupun ada kain mengipas2 di kaki.

Iklan Sentosa 4D Magix

Saat kami baru mulai antri

Saat kami sudah hampir masuk ruangan, antriannya bertambah panjang

Nggak jauh dari 4D Magix, kita langsung antri untuk naik bis khusus ke pantai Siloso. Kita hendak ke Underwater World tapi antrinya bukan main panjang, maka kita urungkan niat masuk ke sana. Jadi kita hanya melihat2 di sekitar, ada kolam kura2 yang rata2 ukurannya raksasa. Kemudian kita sepakat ke Fort Siloso, maka kita pun ke sana. Di sana ada berbagai peninggalan sisa perang mulai dari meriam, bunker, gudang penyimpana amunisi dll. Kita menunggu di tempat semacam terminal, menunggu kendaraan Fort Siloso Tour yang akan mengantar kita masuk lebih ke dalam. Ada tour guide yang menceritakan kisah seputar sejarah perang di sana. Kita diturunkan di salah satu bangunan dan kita berpencar melihat2 aneka sisa peninggalan perang. Terakhir kita ke toko suvenir yang juga merupakan tempat kendaraan menjemput kita kembali ke terminal tadi.

Kolam dengan kura2 raksasa

Terminal Fort Siloso

Kendaraan yang akan mengantar kita masuk dan juga mengantar kita pulang

Meriam2

Ada orang2an di dalam bangunan bawah tanah

Orang2an sedang meeting

Di terminal Fort Siloso inilah kita berpisah dengan pasangan Malaysia, teman baru kami. Mereka masih mau melanjutkan perjalanan sedangkan kami mau pulang. Hari udah sore dan jam menunjukkan pukul 7 kurang. Kami sudah lapar dan haus, dan kami memutuskan makan malam di Vivo City. Maka kita naik bis khusus Siloso langsung ke stastium sky train yang kemudian mengantar kita langsung ke Vivo City. Kita langsung mencari makan malam dan pilihan kita jatuh ke restoran Jepang, Bachmann Japanese Restaurant. Kita memesan menu set. Sayang sekali karena kamera udah low jadi ngga bisa memotret suasana restorannya maupun makanannya. Aku hanya memotret suasana laut yang jadi teman makan kami karena kami memlih duduk di ruang terbuka. Menu pesananku datang lebih cepat sedangkan menu pesanan Benny lama sekali benar sampe harus menanyakan kepada pelayannya 2x. Saat sedang menyantap makan malam, Benny ditelpon Richard yang mengabari bahwa mau menyusul kita ke Vivo City setelah toko tutup. Baiknya mereka, Benny bilang bahwa kita memang mau mengunjungi mereka ke Bedok sekalian mau ke IKEA di Tampines karena besok kita sudah balik ke Jakarta.

Pemandangan laut ke arah Sentosa Island
dari tempat makan kami


Setelah jalan2 sejam di Vivo City dan membeli beberapa barang di Watson sementara Benny ke toko buku Page One, kami naik MRT ke Bedok. Di stasitun MRT Bedok, Richard dan Joann sudah menanti kami kemudian kami bersama2 menuju ke mobil mereka diparkir. Mereka mau mengantar kami ke IKEA di Tampines. Sungguh mereka baik sekali dan kami sangat bersyukur memiliki teman baik seperti mereka walau kami dari negara yang berbeda. Perjalanan dari Bedok ke Tampines ternyata jauh juga. Saat tiba di sana, sudah jam 10 malam berarti tinggal sejam lagi kita melihat2 di dalam. Kita mulai dari bagian perabot, mirip di Index... barang2nya bagus2 dan bergaya minimalis. Aku mendapat beberapa barang dari sana dengan harga murah yaitu 2 kotak plastik, 2 buah tempat meletakkan sendok untuk di laci, mangkok plastik warna warni, penjepit kantong makanan warna warni. Kita baru menjelajahi separuh saja, tempatnya udah keburu tutup. Sayang sekali padahal bisa kulihat masih banyak barang yang bagus di sana menantiku untuk membelinya hehe. Dengan sisa batere kamera terakhir, kupotret suasana gudang perabot IKEA yang luas dan tinggi.

Suasana gudang di IKEA, semuanya bisa diambil dan dibeli

Keluar dari IKEA, aku dan Benny ingin mentraktir Richard dan Joann minum sambil ngobrol untuk terakhir kali sebelum kami balik ke Jakarta besok. Setelah berputar2 sejenak, akhirnya Richard dan Joann mengajak ke daerah Pasir Ris yang ada kafe buka sampe larut malam di tepi pantai. Ada 3 buah kafe yang masih buka di sana. Kita memilih duduk di ruang terbuka di atas panggung yang didirikan di atas pasir dan kita bisa melihat laut yang sudah gelap gulita. Lagi2 sayang sekali kameraku udah tewas jadi ngga bisa memotret apa2 acara malam itu. Kita memesan spaghetti, ayam dan minuman hangat. Hidangannya datang dengan cepat, pelayanannya memuaskan dan masakannya lezat sekali. Setelah puas makan dan ngobrol, ketika jam sudah menunjukkan pukul 1 lewat tengah malam yang berarti saatnya kami pulang. Saat kami mau didrop di apartemen, kami mengucapkan salam perpisahan dan saling berjanji akan bertemu lagi.

Bersambung ke Liburan Natal di Singapore (Part 4)
Day 5: Last Day at Singapore