Cuaca pagi di Bandung hari itu cerah membuat kita bersemangat. Karena perut sudh lapar, maka tanpa mandi dulu kita langsung turun ke restoran yg menyajikan hidangan buffet dan sampai di sana, kita langsung beredar melihat ada hidangan apa. Ada hidangan utama, bubur ayam, omelet, sosis rebus, wafel, cereal, bubur ketam hitam, sushi dengan minuman jus jeruk, jus jambu, kopi, teh, yoghurt dan juga ada aneka buah2an. Kita memilih duduk di teras jadi bisa menghirup udara segar dr luar, kemudian mengambil makananan yg kita sukai. Aku mengambil wafel, omelet, sosis dan bubur ketan hitam. Dan tentu saja ngga kulewatkan yoghurtnya. Setelah sarapan, Benny renang sebentar.
Setelah kita mandi dan merasa segar dan siap check out dari hotel, saat itu sekitar jam 10 pagi. Tujuan kita berikutnya adalah ke hotel Savoy Homann di Jalan Asia Afrika. Kata Benny ada kopi enak di cafe Sidewalk yg berada di dalam hotel tsb. Ketika keluar dari hotel, kita melewati Cihampelas yg sudah kita lewati dengan jalan kaki semalam. Jalanannya sudah padat dengan kendaraan, jalannya tersendat. Ketika melihat panjangnya jalan Cihampelas, kupikir astaga kita sudah berjalan sejauh itu semalam. Setelah melewati Cihampelas, jalanan sepi kembali.
Sampailah kita ke hotel Savoy Homann, bangunannya antik bergaya Art Deco menunjukkan bahwa hotelnya termasuk hotel cukup tua di Bandung. Dari tempat parkir, kita langsung masuk dan melewati cafe Batavia yg merupakan cafe dari hotel tsb. Melihat interiornya, udah bisa kita lihat bahwa hotelnya termasuk 'ketinggalan'. Kita masuk melihat2 dulu ke lobby sampe tempat makannya, sebenarnya hotelnya bagus juga dan tampak antik. Lounge di lobbynya luas dan restorannya unik dengan nama Garden Restaurant krn ada suasana taman di dalam restorannya dengan pohon2 palem dan plafon yg terbuat dari fiberglass transparan yg memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam restorannya.
Garden Restaurant
Cafe Batavia
Ngopi di Cafe Batavia
Setelah melihat2 bagian dari hotel Savoy Homann, kita hendak ke Sidewalk cafe untuk ngopi tapi ternyata cafenya udah ngga ada lagi jadi kita ngopi di Cafe Batavia. Interiornya tampak kuno dan kurang harmonis kombinasi perabotnya2 maupun warna2nya. Kita duduk di dekat jendela dan disodorkan menu oleh pelayannya. Sempat kaget juga melihat harga2 di menunya krn rata2 harga 40rb-50rb per gelas kopi, lebih mahal dari segelas kopi Starbuck. Kupikir karena sudah ada di sini, kan tanggung kalo ngga pesan apa2... jadi kita pun memesan 1 es kopi dan 1 kopi panas. Dan setelah kopinya datang, kita meminumnya sambil menikmati suasana di balik kaca jendela yg lebar. Saat itu Bandung mendung sehingga suasananya enak.
Cafe Batavia
Ngopi di Cafe Batavia
Dari hotel Savoy Homann, kita ke tempat berikutnya yaitu Mie Naripan yg terkenal! Dari hotel, di jalan Asia Afrika tampak lenggang dan mendung. Ngga sulit menemukan tempat Mie Naripan karena kita sudah pernah makan di sana sebelumnya. Tampak depan udah tampak ramai sekali. Kita parkir di depan bangunan di sebelah tempat Mie Naripan dan ketika kita turun langsung tercium bau busuk yg ngga jelas dari mana datangnya. Kemudian kulihat tukang parkirnya membawa cairan obat pel karpol dan dituangkan ke selokan yg ada di sekitar parkiran. Astaga jangan2 bau busuk itu adalah sampah dari Mie Naripan? Kita tahan nafas tetap masuk ke dalam, wuih penuh sesak di dalam. Meja2nya penuh, ada beberapa orang berdiri menunggu meja kosong. Karena penuhnya meja2 jadi kita berbagi meja dengan orang lain. Kita memesan mie Yamin yg asin, pangsit goreng dan babat kuah. Walau sebenarnya masih belum lapar tapi tetap saja kita makan dengan lahap hehe.
Setelah selesai makan, kita segera membayar dan keluar meninggalkan keramaian di rumah makan tsb. Sesuai rencana, berikutnya kita menuju ke Cisangkuy. Karena kita ngga tahu dan belum pernah ke Cisangkuy jadi dengan bermodalkan peta dan banyak tanya orang di jalan akhirnya kita sampai juga di Jalan Cisangkuy yg terkenal karena yoghurtnya. Ternyata jalan Cisangkuy ramai juga jadi seperti memang jalan Cisangkuy adalah salah satu tempat wisata di Bandung. Ada banyak tempat makan, pedagang kaki lima dengan barang dagangannya di kanan kiri jalan. Tidak sulit menemukan tempat mana yg menjual yoghurt Cisangkuy karena ada papan nama yg mudah ditemukan. Kita langsung parkir dan menuju ke lokasi, di pagar terdapat kertas dengan tulisan "Hanya melayani Take Away". Untunglah itu berarti di sana masih menjual yoghurt Cisangkuy karena kita memang bermaksud membeli untuk dibawa pulang. Di sana ada seorang bapak yg berpakaian rapi dan tampak kaya yg berjualan yoghurtnya, pemandangan yg aneh. Ada 2 macam yoghurtnya, rasa leci dan strawberry. Kuambil 3 buah rasa leci dan 3 buah rasa strawberry. Harganya Rp.10.000 per kantong, lumayan mahal juga.
Setelah selesai makan, kita segera membayar dan keluar meninggalkan keramaian di rumah makan tsb. Sesuai rencana, berikutnya kita menuju ke Cisangkuy. Karena kita ngga tahu dan belum pernah ke Cisangkuy jadi dengan bermodalkan peta dan banyak tanya orang di jalan akhirnya kita sampai juga di Jalan Cisangkuy yg terkenal karena yoghurtnya. Ternyata jalan Cisangkuy ramai juga jadi seperti memang jalan Cisangkuy adalah salah satu tempat wisata di Bandung. Ada banyak tempat makan, pedagang kaki lima dengan barang dagangannya di kanan kiri jalan. Tidak sulit menemukan tempat mana yg menjual yoghurt Cisangkuy karena ada papan nama yg mudah ditemukan. Kita langsung parkir dan menuju ke lokasi, di pagar terdapat kertas dengan tulisan "Hanya melayani Take Away". Untunglah itu berarti di sana masih menjual yoghurt Cisangkuy karena kita memang bermaksud membeli untuk dibawa pulang. Di sana ada seorang bapak yg berpakaian rapi dan tampak kaya yg berjualan yoghurtnya, pemandangan yg aneh. Ada 2 macam yoghurtnya, rasa leci dan strawberry. Kuambil 3 buah rasa leci dan 3 buah rasa strawberry. Harganya Rp.10.000 per kantong, lumayan mahal juga.
Yoghurt rasa leci
Kalau ke Bandung, pastilah oleh2nya adalah pisang molen Kartika Sari yg terkenal. Maka kitapun pergi ke Kartika Sari di Dago yg merupakan terbesar di Bandung. Aku udah diceritakan kalo Kartika Sari di Dago itu sering ramai dan pake acara antri segala. Walau gitu tetap saja aku mau ke sana , ingin tahu seperti apa Kartika Sari Dago yg terkenal itu. Dan sampailah kita di sana, alamak bener2 ramai seperti masuk ke mall. Ada parkir basement juga. Bangunannya tampak megah dan besar dengan logo Kartika Sari di tengah2 bangunan. Kita mendapat parkir di basement yg sudah penuh sekali. Lalu kita mulai antri untuk membeli pisang molen dan stik keju. Kita memesan dulu sambil menunggu antrian di kasir. Pisang molennya benar2 fresh karena masih panas. Sambil antri, kulihat2 ke sekeliling... bener2 kayak mall krn apa aja ada mulai dr stand jualan frozen yoghurt, kios jualan suvenir, makanan kecil, kerajinan tangan, permainan anak, tempat makan sampe kios majalah juga ada. Kemudian kita sampe di kasir dan setelah membayar, kita naik ke lantai atas. Ada butik baju, toko sepatu dan tas. Masih sepi di lantai atas.
Dari Kartika Sari Dago, kita menuju ke Mal Paris Van Java yg menjadi tujuan terakhir kami sebelum pulang ke Jakarta. Dalam perjalanan ke sana, kita melewati Jembatan Pasopati yg terkenal di Bandung. Baru sampai di Jalan Sukajadi langsung macet yg pasti karena semua kendaraan menuju ke Mal Paris Van Java. Tadinya karena melihat keramaian dalam mall, sempat mengurungkan niat utk masuk dan langsung pulang. Ketika salah belok kiri, kita malah menuju ke pintu masuk mallnya. Kulihat kok sepi maka kita pun masuk saja... eh ternyata kita mendapat parkir dengan mudah dan dekat lift pula. Dan ketika kita masuk melihat interiornya, langsung kita merasakan adanya kesamaan konsep interiornya dengan Bugis Junction di Singapore terutama daerah selasarnya dengan dereten toko2nya. Untk perbandingan, bisa lihat foto2 di Jalan-Jalan ke Singapore (Part 2).
Pintu masuk utama ke Mal Paris Van Java
Selasar dengan atap dari fiberglass transparan
Ada kolam dengan perahu mini untuk anak2
Deretan tempat makan yg penuh dilewati orang
Exterior yg menarik dari tempat makan Katjapiring
Konsep selasarnya mirip di Bugis Junction Singapore
Ada kandang burung merpati di tiap jarak di sepanjang selasar
Ada juga burung merak! Kakinya diikat dan dijaga oleh petugas
Selasar dengan atap dari fiberglass transparan
Ada kolam dengan perahu mini untuk anak2
Deretan tempat makan yg penuh dilewati orang
Exterior yg menarik dari tempat makan Katjapiring
Konsep selasarnya mirip di Bugis Junction Singapore
Ada kandang burung merpati di tiap jarak di sepanjang selasar
Ada juga burung merak! Kakinya diikat dan dijaga oleh petugas
Karena kita sudah di Mal Paris Van Java jadi mau makan siang sekalian. Saat itu udah jam 2 siang. Kita ingin makan di tempat makan yg ngga ada di Jakarta jadi kita putar2 mencari tempat makan yg spesial tapi setelah putar 2x masih ngga menemukan akhirnya kita memutuskan makan di Cafe Newspaper. Kita duduk di luar agar bisa menikmati pemandangan dengan bebas. Kita memesan pizza, taco dan lasagna. Tapi karena lasagna habis maka diganti dengan omelet. Ternyata masakannya standar banget, ngga ada yg istimewa. Menyesal memilih makan di situ tp suasananya lumayan nyaman walau banyak org lalu lalang melewati serambi.
Omelet
Setelah makan, akhirnya kita pun pulang. Pas jam 16.00 sore kita masuk gerbang tol Pasteur. Awalnya tolnya ngga terlalu padat tapi makin mendekati gerbang tol Padalarang, semakin lama semakin padat dan akhirnya macet. setelah lewat gerbang tol Padalarang, kembali lancar jalanannya tapi ngga terlalu lancar karena banyaknya mobil2 di tol. Kecepatan rata2 80-100 km/jam. Mendekati km ke-55 kembali macet lagi ternyata karena tempat isitrahat penuh dan ada papan pengumuman agar ke tempat istirahat berikutnya. Setelah lewat km ke-50 jalanan lancar sekali sampe Jakarta. Jam 18.30 kita suah keluar tol di Slipi. Langsung makan malam sekalian di MTA.
Sejauh ini liburan ke Bandung menyenangkan dan banyak yg disinggahi. Sayang ada beberapa wish list yg ngga kesampaian, yaitu mampir beli Batagor, klapertaart, ke Rumah Sosis (karena sangat penuh dan macet di depannya), ke restoran sosis Winner Bratwurst, mencicipi yoghurt Columbia (tutup ketika lewat). Eh kok jadinya ttg makanan semua hehe... aku memang suka wisata kuliner dan aku ke Bandung juga bukan untuk belanja fashion tapi makan! :p
Sejauh ini liburan ke Bandung menyenangkan dan banyak yg disinggahi. Sayang ada beberapa wish list yg ngga kesampaian, yaitu mampir beli Batagor, klapertaart, ke Rumah Sosis (karena sangat penuh dan macet di depannya), ke restoran sosis Winner Bratwurst, mencicipi yoghurt Columbia (tutup ketika lewat). Eh kok jadinya ttg makanan semua hehe... aku memang suka wisata kuliner dan aku ke Bandung juga bukan untuk belanja fashion tapi makan! :p
2 komentar:
Wah mesti nambah sehari lagi kalau mau kesampaian dihampiri semuanya.
Hemmm serasa ikut jalan jalan ke Bandung nih, membaca dan melihat foto di posting ini.
Wow..
Asik banget kayaknya jalan2nya yah. Apalagi kulinernya. Nyammm.. www.twitter.com/diskontop
Posting Komentar